Gain staging (mengeset volume audio mentah) dalam mixing sangat penting untuk mendapatkan hasil mixing maksimal. Dan semuanya bermula dari fase rekaman pertama kali saat mic mulai merekam audio dengan volume rata-rata -18db. Namun adakah cara yang lebih mudah untuk monitoring volume audio yang terekam?
Ternyata ada! Dan namanya adalah:VU METER
Dalam dunia rekaman, ada berbagai pilihan jenis audio meter untuk memonitor seberapa kencang audio direkam atau diputar. Sementara rekaman digital modern yang ITB (In-The-Box) menggunakan peak meter, para operator mixing terdahulu menggunakan VU Meter yang biasa kita lihat di hardware mixer jadul yang khas dengan jarum yang bergerak-gerak.
Ternyata VU Meter memiliki lebih banyak keuntungan dibandingkan peak meter bawaan DAW, yaitu:
- Hasil mixing kita akan berkualitas lebih bagus
- Kita akan terbantu mendapatkan headroom yang tepat untuk mastering
- Plugin audio akan bekerja lebih maksimal
- Memudahkan pekerjaan mastering engineer
- Memudahkan kita dalam menemukan volume yang tepat saat mixing
- Menyelesaikan masalah volume audio antar track dengan lebih cepat
Jenis-Jenis Audio Meter
Sebelum kita berbicara lebih jauh masalah VU Meter, ada baiknya kita kenalan dulu dengan beberapa jenis audio meter yang sering kita lihat:
1. Peak Meter
Peak adalah istilah untuk menunjukkan seberapa kencang audio dengan satuan dBFS (Decibels Full Scale). Peak Meter bereaksi cepat dan realtime saat menunjukkan sinyal audio. Hampir semua DAW menyediakan meter jenis ini dan sangat berguna (dibantu dengan VU Meter) saat proses rekaman untuk menghindari kliping digital, terutama rekaman drum dan perkusi yang kencang dan sangat dinamis.
2. RMS Meter
RMS meter ini sering kita lihat di master fader dan plugin khusus mastering (sepert Slate FG-X di gambar). RMS menggunakan satuan dari akar kuadrat sinyal rata-rata audio. Artinya meter ini tidak bersifat realtime dan secepat peak meter, tapi menunjukkan nilai rata-rata dari volume audio. RMS meter digunakan untuk penghitungan statistik terhadap volume keseluruhan dan sangat berguna untuk mastering.
RMS meter ini sering kita lihat di master fader dan plugin khusus mastering (sepert Slate FG-X di gambar). RMS menggunakan satuan dari akar kuadrat sinyal rata-rata audio. Artinya meter ini tidak bersifat realtime dan secepat peak meter, tapi menunjukkan nilai rata-rata dari volume audio. RMS meter digunakan untuk penghitungan statistik terhadap volume keseluruhan dan sangat berguna untuk mastering.
3. VU Meter
VU meter ini sering kita jumpai pada hardware mixing klasik dan plugin VST yang menjiplak hardware analog (seperti PSP Vintage Warmer di atas). VU meter menggunakan satuan dbVU (Decibels Volume Unit) yang memiliki respon yang paling lambat dibandingkan meter lainnya dan tidak mengikuti lonjakan volume audio secara realtime seperti Peak meter. Ia bekerja menilai audio seperti halnya telinga manusia dengan menggunakan rata-rata volume keseluruhan (sama dengan RMS). Karena itu VU meter sangat berguna saat fase mixing.
Dalam rekaman digital, 0dbFS (di peak meter DAW) merupakan puncak dari meter, yang tidak bisa ditembus.
Jika volume sinyal masuk melebihi itu, maka dia akan terpenggal dan terjadilah clipping digital. Hasilnya adalah distorsi yang sangat jelek dan audio yang terekam tidak layak pakai. HINDARI ITU.
Kesimpulannya, tujuan utama peak meter adalah memberi kita batasan yang jelas agar tidak terjadi clipping.
Adapun VU Meter bergerak lebih lambat karena bekerja dengan menghitung nilai rata-rata dari audio yang kita dengar (RMS). Karena itulah, VU meter bisa memberi kita gambaran lebih jelas "seberapa kencang" audio yang kita dengar, dan lebih membantu saat rekaman dan mixing.
VU Meter memiliki nilai 0 juga. Bedanya nilai 0 ini bukan nilai mutlak yang tidak boleh ditembus. Sehingga tidak masalah jika beberapa saat VU meter melewati angka 0. Karena angka 0dbVU itu setara dengan -18 dbFS pada Peak meter....!
Jadi, saat merekam audio kita tidak perlu pusing melihat meter DAW dengan angka-angkanya yang kecil itu, cukup pasang VU meter dan pastikan jarumnya berputar-putar sekitar angka 0. Lebih nyaman, bukan?
Sekalipun begitu, Peak Meter tetap unggul di atas VU meter saat monitoring rekaman drum dan instrumen perkusi. Karena perubahan volume yang sangat dinamis dan cepat tidak dapat ditangkap dengan baik oleh VU Meter. Sekalipun begitu, hampir semua plugin VU Meter sekarang ini menyediakan mode PPM (peak meter) sehingga bisa digunakan untuk monitoring rekaman drum dan sejenisnya.
Sumber 2
Sumber 3
VU meter ini sering kita jumpai pada hardware mixing klasik dan plugin VST yang menjiplak hardware analog (seperti PSP Vintage Warmer di atas). VU meter menggunakan satuan dbVU (Decibels Volume Unit) yang memiliki respon yang paling lambat dibandingkan meter lainnya dan tidak mengikuti lonjakan volume audio secara realtime seperti Peak meter. Ia bekerja menilai audio seperti halnya telinga manusia dengan menggunakan rata-rata volume keseluruhan (sama dengan RMS). Karena itu VU meter sangat berguna saat fase mixing.
Peak Meter vs VU Meter
Seperti kita ketahui keduanya memiliki satuan yang berbeda (dbFS dan dbVU). Keduanya sama-sama memberi kita gambaran volume audio, tetapi dengan perspektif yang berbeda.Dalam rekaman digital, 0dbFS (di peak meter DAW) merupakan puncak dari meter, yang tidak bisa ditembus.
Jika volume sinyal masuk melebihi itu, maka dia akan terpenggal dan terjadilah clipping digital. Hasilnya adalah distorsi yang sangat jelek dan audio yang terekam tidak layak pakai. HINDARI ITU.
Kesimpulannya, tujuan utama peak meter adalah memberi kita batasan yang jelas agar tidak terjadi clipping.
Adapun VU Meter bergerak lebih lambat karena bekerja dengan menghitung nilai rata-rata dari audio yang kita dengar (RMS). Karena itulah, VU meter bisa memberi kita gambaran lebih jelas "seberapa kencang" audio yang kita dengar, dan lebih membantu saat rekaman dan mixing.
VU Meter memiliki nilai 0 juga. Bedanya nilai 0 ini bukan nilai mutlak yang tidak boleh ditembus. Sehingga tidak masalah jika beberapa saat VU meter melewati angka 0. Karena angka 0dbVU itu setara dengan -18 dbFS pada Peak meter....!
0 dbVU = -18 dbFS |
Jadi, saat merekam audio kita tidak perlu pusing melihat meter DAW dengan angka-angkanya yang kecil itu, cukup pasang VU meter dan pastikan jarumnya berputar-putar sekitar angka 0. Lebih nyaman, bukan?
Sekalipun begitu, Peak Meter tetap unggul di atas VU meter saat monitoring rekaman drum dan instrumen perkusi. Karena perubahan volume yang sangat dinamis dan cepat tidak dapat ditangkap dengan baik oleh VU Meter. Sekalipun begitu, hampir semua plugin VU Meter sekarang ini menyediakan mode PPM (peak meter) sehingga bisa digunakan untuk monitoring rekaman drum dan sejenisnya.
Mixing dengan VU Meter
Dengan memanfaatkan nilai 0 pada VU meter, kita akan mendapatkan volume audio yang optimal untuk diproses dengan plugin. Jika kita menilik sejarah rekaman, zaman analog dulu, para teknisi mixing selalu mengeset volume audionya sekitar 0 VU sebelum memprosesnya dengan compressor atau EQ analog klasik agar mendapatkan efek yang optimal dan berkualitas.
Artinya, jika kita terapkan nilai 0 VU saat menggunakan plugin tiruan hardware analog, semua preset dan setting kita akan menghasilkan suara yang lebih baik yang berujung pada hasil mixing yang lebih baik pula.
Jika kita terapkan penggunaan VU meter pada Master Track, kita akan mendapatkan hasil mixing dengan headroom yang optimal untuk mastering, yang tentunya output lagu kita akan melonjak kualitasnya!
Fitur Trim di bawah meter |
Kita bisa menggunakan fitur Trim (lihat di bawah meter pada gambar di atas) untuk mengatur volume audio langsung dari plugin tanpa perlu menggunakan item gain atau Volume pre-FX yang sudah dijelaskan di posting sebelumnya.
Unduh Plugin VU Meter Gratis!
VU Meter tersedia di hampir semua plugin jiplakan hardware analog semacam kompresor LA-2A, CLA-76, Fairchild, dan lain-lain. Tetapi ada juga versi khusus metering saja. Pilihan saya jatuh pada Klanghelm VUMT yang memiliki fitur luar biasa lengkap dan tampilan skins beragam yang menarik. Ia bisa menjadi single monitor untuk mono plus dual monitor untuk stereo, memiliki filter hi-pass/low-pass, mode Stereo dan Mid-Side, dan seterusnya. Klik di sini untuk mencari versi pak tani dengan nomor 18 (sandi: unstoppable88). Hehehehehe...
Klanghelm VUMT Deluxe - the best VU Meter |
Adapun untuk versi gratisnya saya jatuh cinta pada StereoChannel dari SleepyTimer yang bisa di download di sini.
StereoChannel VST - SleepyTimer Records |
Sumber 3
berguna banget mas artikel2 nyaa
BalasHapusGlad to help!
HapusSering2 mampir dan komen ya. Kalau ada ilmu atau pendapat lain bagi2 aja di sini. Sharing is caring...!